Halaman

Kamis, 31 Desember 2020

Run to 2021

Hari pertama ditahun 2021 adalah hari mendung. Langit pagi yang tak cerah membuatku gamang, apakah tahun ini akan berbeda ataukah tahun ini adalah chapter kedua lanjutan cerita 2020? mengingat keadaan dan situasi yang masih terbatas ini. 

Aku mendongakkan wajah, menatap langit abu-abu seraya membisu. kuamati setiap sudut luasnya, seakan mencari jawaban dibalik mendung yang menutup. Seekor burung terbang berhasil tertangkap mataku. Ia begitu cepat melaju, seakan tak peduli dengan mendung yang mungkin akan menyergapnya dengan air. Ia tetap melaju.

Aku terkesima, diriku tersadar. Burung yang kecil saja bisa semangat menjalani hidupnya tanpa kawatir, mengapa aku tidak? seharusnya aku yang bertubuh lebih besar dari burung ini lebih semangat dan melaju lebih cepat dari pada burung kecil itu.

Aku terseyum, ku condongkan badanku kebawah. Mulai kuikat tali sepatuku dengan kencang. "Hai 2021, aku siap menyambutmu, dengan harapan yang baru". 

Tentang 2020

Saya bukan ARMY, tapi percayalah ketika saya mengetik ini, lagu favorit saya "Life Goes On" sedang berputar.

Seperti judul lagu tersebut, menurut saya tahun 2020 harus ditutup dengan kalimat "Life Goes On". Seperti kebanyakan manusia lainnya, 2020 bagi saya merupakan tahun yang berat.

Mulai dari adaptasi dengan pembelajaran daring, disini yang menyedihkan adalah saya tidak bisa bertemu dengan murid-murid saya, malaikat-malaikat penumbuh semangat saya. Tidak dipungkiri, hidup saya sepi tanpa bertemu dengan makhluk-makhluk unik itu. Ya.. walaupun saya terlepas dari kenakalan-kenakalannya dikelas, tapi justru itu yang sebenarnya saya rindukan dan pembelajaran online tidak bisa menyuguhkan pengalaman serupa secara penuh. 

kedua, ditahun ini, tepatnya pertengahan tahun. Ketika, seluruh dunia sedang dilanda kekawatiran virus corona, saya malah terkena virus herpes, hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Bahkan, saya tidak tahu tentang penyakit yang saya derita, awalnya saya berasumsi jika saya sakit mata karena kebanyakan menatap layar laptop.  ternyata saya salah. Tapi, alhamdulillah qodarullah saya bisa sembuh dalam waktu kurang lebih 2 bulan.

ketiga, ditinggal nikah. hehe. klise, kisah jamak ini sepertinya. tapi tidak bisa dipungkiri, ditinggal nikah juga nyesek rasanya, bukan karena masih sayang, tapi lebih kayak "kok mereka lebih cepet dari aku". ya memang, nikah bukan sebuah perlombaan, tapi.. ditinggal nikah temen aja nyesek apalagi mantan ya yang nikah..

keempat, saya tidak lulus cpns. padahal nilai SKD sudah bagus dan berada di posisi pertama, wah ternyata tidak membuat saya serta merta lulus begitu saja, malah pada akhirnya di tes SKB saya di posisi ketiga, sedih sih,, tapi saya move on.. mulai menyiapkan untuk tes cpns tahun depan lebih awal. nah, kesedihan ke lima masih berkaitan dengan cpns. diakhir tahun ini, kemenparrb mengumumkan bahwa guru tidak ada formasi di cpns lagi, tetapi dialihkan ke pppk. gustii.. disni rasanya kepala saya mau pecah, semua yang berat terasa lebih berat lagi. rasanya ingin oleng, tapi saya coba menguatkan diri. bahwa Allah tidak mungkin memberikan takdir yang buruk kepada hambanya.

so, Life Goes On, enjoy aja dijalani. dan tulisan ini adalah salah satu cara saya untuk berdamai dengan diri sendiri.

Sabtu, 16 Mei 2020

Menggapai Malam Seribu Bulan


Diantara mulianya bulan Ramadhan terdapat satu malam yang dikenal dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini juga dikenal dengan malam yang penuh ampunan. Malam ini pulalah yang dikenal dengan pelipat gandaan ganjaran atau pahala bagi orang-orang yang telah melaksanakan amal baik. Malam ini adalah malam yang disebut Lailatul Qadar.

Seperti yang dijabarkan sebelumnya pada malam ini terdapat banyak keistimewaan*. Beberapa keistimewaan itu adalah pertama, malam ini adalah malam diturunkannya alqur’an. Kedua, amalan-amalan yang kita lakukan diberi ganjaran layaknya kita beribadah seribu bulan. Bayangkan saja amalan yang kita lakukan dalam satu malam mendapat ganjaran seperti kita mengamalkannya kurang lebih selama 83 tahun. Ketiga, apabila kita sungguh-sungguh bertoubat pada malam Lailatul Qadar niscaya Allah SWT akan menggugurkan dosa-dosanya, sehingga dosanya menjadi nol. Keempat, semua malaikat turun ke bumi, bahkan malaikat Jibril ikut turun ke bumi untuk menyapa hamba-hamba yang beribadah. Dan Kelima, malam yang tenang karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi.

Mengingat keistimewaan-keistimewaan tersebut sungguh sayang seribu kali sayang jika kita tidak berusaha meraihnya dengan baik. Sebagai umat yang senantiasa mengharap rahmat dan ampunan Allah SWT kita harus mempersiapkan mendapatkan Lailatul Qadar. Dimulai dari meningkatkan kualitas puasa yang sedang kita jalani. Kita juga perlu meningkatkan ibadah diluar puasa seperti sungguh-sungguh melaksanakan ibadah (mengutamakan jamaah dan melaksanakan shalat sunnah), sedekah, membaca al-qur’an, shalat malam, juga memperbanyak berdoa.

Apabila kita mempersiapkan ini dengan baik, insyaAllah keutamaan malam Lailatul Qadar yang senantiasa kita dambakan dapat kita raih. Yuk, mulai dari sekarang kencangkan semangat untuk meraih Lailatul Qadar. Sayangkan jika kita melewatinya begitu saja, karena malam seperti ini tidak ada dibulan-bulan lainnya…

*Sumber : ceramah ust. Adi Hidayat
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay23
#Ramadhan2020

Rabu, 13 Mei 2020

Teruntuk Sandal

Hai apa kabar?  Tanyaku.
Kau tetap bergeming tak menjawab.
Aku tersenyum memandang guratan yang sama
Sama persis seperti pertama aku melihatnya

Berkarisma.
Entah ada sesuatu yang berbeda
Tak tau juga dimana yang jelas berbeda
Dan itu membuatnya terlihat mempesona

Hhh.. aku menghembuskan nafas
Apa ada yang salah pikirku
Tidak juga, aku hanya mencoba menyapa
Lantas mengapa ia tak bersuara

Oh sandal tenanglah
Aku tidak sedang berusaha mengungkit masa yang telah lau
Aku sungguh tahu bahwa itu hanya sebuah kisah yang dulu
Kau tak perlu bersikap sejauh itu

Tenanglah aku hanya menyapamu
Kau masih sama dimataku
Tapi pintaku juga sudah bukan kamu
Pintaku hanyalah orang yang terbaik bagiku

Sandal oh sandal,
Malang, 13 Mei 2020

Jumat, 24 April 2020

Puasa Hari Pertama

Alhamdulillah adalah kata pertama yang ingin saya tulis. Mengapa?  Karena banyak rasa syukur yang ingin saya ungkapkan.  Pertama, nikmat saya membuka mata. Kedua,  masih bertemu orang tua. Ketiga, masih diberi keaehatan. Sebenarnya masih banyak dan alhamdulillah paling besar adalah karena Allah masih memberi kesempatan bagi saya bertemu bulan mulia ini.

Bicara tentang bulan mulia,  berarti harus bicara yang spesial dong.  Hehe

Ada yang tak biasa dengan kegiatanku hari ini.  Yap, hari ini aku memasak dan mencoba resep baru.  Ya.. Walaupun di internet sudah banyak, tapi ini baru buatku dan wajib kutulis. 

Hari ini aku membuat : Kentang Keju

Hehe familiar kan? Bagaimana cara membuatnya akan saya bagikan

Pertama siapkan bahan dulu dong,  bahannya :
1. 500 gr kentang
2. 7 sdm tepung maizena
3. 1/2 batang keju
4. Potongan seledri

Cara membuatnya
1. Kupas kentang dan potong kotak-kotak
2. Kukus kentang pada air mendidih sampai matang
3. Tiriskan kentang dan haluskan (disini saya menghaluskan menggunakan ulek-ulek) 
4. Tambahkan maizena dan keju (kejunya diparut dulu ya) 
5. Tambahkan juga potongan seledri
6. Campur semua bahan hingga merata
7. Masukkan adonan ke dalam plastik dan bentuk menjadi seperti stik
8. Goreng dalam minyak panas
9. Tiriskan dan selesai 

Gampang bangetkan? 
Awalnya aku kira ini bakal gagal. Telebih pas saya mencampur semua adonan,  bau keju sangat menyengat,  bikin saya enek,  karena sejatinya saya kurang terlalu suka keju. Tapi pas hasilnya jadi,  alhamdulillah ternyata rasanya enak dan gurih. Bahkan waktu buka kentang kejunya ludes. 

Coba deh praktikkan di rumah,  karena resep ini simpel dan mudah dicoba. 

Eh iya, soal foto..  Ada sih.. Tapi maaf mungkin kurang menarik,  karena saya selesai memasak pas mepet waktu berbuka,  walhasil hanya do foto seadanya.. 

Hopefullly you're enjoy it.. 

Kamis, 23 April 2020

Membuat Foto Polaroid Sendiri

Hari ini ditengah rasa bosan akan #dirumahaja. Saya mencoba mengutak-atik laptop membuat foto polaroid editan sendiri. Rencana membuat foto polaroid sebenarnya sudah terbesit sangat lama, semenjak saya memutuskan mengubah bentuk kamar dan menghiasinya dengan beberapa hiasan dinding. Namun,  prosea tersebut tidak langsung jadi. Karena kesibukan saya sering menunda-nunda, termasuk membuat polaroid ini. 

Singkat cerita,  saya sudah berencana memasang hijang yang nantinya akan saya cantolkan foto polaroid saya disana. Beberapa bulan yang lalu,  hijang sudah terpasang tinggal fotonya.  Kebetulan ada keperluan ke toko alat tulis. Sekalianlah saya membeli kertas foto sebagai bahan membuat polaroid. 

Nah hari ini baru eksekusinya.  Hehe

Bahan yang dibutuhkan untuk polaroid hanya kertas foto saja kok. Untuk saya karena hanya dipajang di kamar, saya membeli kertas foto yang paling murah.

Lalu cara membuatnya bagaimana? 
1. Buka microsoft word
2. Biat shape kotak berwarna putih dengan outline hitam
3. Atur ukuran kotak, kalau saya pakai ukuran instax yaitu 7,6 dan 9,1 cm.  Tapi teman-teman. Bisa browsing kok ukurannya.
4. Buat shape kotak tersebut sejumlah foto yang kalian inginkan
5. Masukkan foto
6. Sesuaikan ukuran dengan shape.
7. Kalian boleh atur contras atau brightness (boleh juga tidak) 
8. Print foto dengan mengatur jenis kertas glossy
9. Potong foto pada bagian outline
10. Selesai

Hehe itu tadi cara sederhana membuat polaroid ala saya.  Tentu teman-teman yang canggih teknologi bisa mengombinasikan beberapa aplikasi supaya menghasilkan foto yang lebih baik. 

Oh ya,  teman-teman juga bisa menggunakan aplikasi photoscape loh untuk membuat polaroid. 

Selamat mencoba. 

Ini hasil foto polaroid saya : 

Jumat, 10 April 2020

Hai

kau tau aku sedang apa sekarang?
mengetik? tentu saja.
tentu kau paham bukan tentang itu yang aku tanyakan.
lalu apa?
hhh... kau sedang mencoba pura-pura tidak tahu ya
aku tak mau menjawab
jelas-jelas dijidatmu sudah tertulis dan kau masih bertanya
jangan mengangkat dahi
aku bahkan tidak perlu menatapmu untuk tahu
bahwa kau sebenarnya sudah tau jawabannya
tidak.. tidak..
aku tidak menyimpulkan sendiri
aku tahu, bertahun bersama tak mungkin aku salah kan
mungkin sedikit
tapi untuk kali ini aku sangat yakin
apa mauku?
hahaha aku tak mau apa-apa
dan tak ingin kau melakukan apa-apa
aku hanya sedang mencari kebenaaraan yang sebenarnya sudah benar
tak perlu dicari
ah sudahlah..
kau tak akan menjawabnya dengan benar
apa?
ya apa lagi
pertanyaan pertama.

Run to 2021

Hari pertama ditahun 2021 adalah hari mendung. Langit pagi yang tak cerah membuatku gamang, apakah tahun ini akan berbeda ataukah tahun ini ...