Halaman

Senin, 26 Oktober 2015

Ridha

            “Ridhayallahu ridhawalidaain, wasukhtullahi sukhtuwalidain”
            Begitulah bunyi hadits yang pernah aku dapatkan dari Ust. Hasan Bisri. Hari itu pelajaran hadits dan aku masih duduk di kelas TPQ Madrasah Diniyah Salafiyah Darun Najah Singosari, sudah lupa persisnya tetapi kira-kira kelas TPQ III karena aku masih sangat kecil kala itu.
            Aku senang sekali pelajaran hadits, selain penyampaian materi yang menyenangkan dari Ust. Hasan, pelajaran Hadist juga merupakan salah satu mata pelajaran di sekolahku yaitu Madrasah Ibtidaiyah Almaarif 02 Singosari. Jadi, satu pelajaran di dua tempat ini masih sangat berkaitan.
            Kembali kepada hadits di atas.
            Tahu tidak apa makna dari hadits diatas? Artinya sangat bagus lho akhi-ukhti..
            Artinya..
            “Keridhaaan Allah terletak pada Keridhaan Orang tua, dan Kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan Orang tua”
            Kenapa saya selalu mengingat hadits ini? Karena hadits ini sangat bermakna bagi saya. Orang tua bagi saya, bukanlah sekedar orang yang telah melahirkan kita di dunia. Bukan pula sekedar orang yang selalu bersama kita. Orang tua itu segalanya. Saya tidak mungkin bisa berbuat apa-apa tanpa orang tua.
Orang tua adalah harta yang paling berharga dimuka bumi. Mereka adalah orang yang menyayangi dengan tulus. Mereka yang tanpa mengeluh selalu bekerja keras mencari rupiah demi sekolah anak-anaknya. Mereka yang susah ketika kita sakit. Mereka yang menangis bila kita tidak bisa apa-apa.
Ibu bagai malaikat yang hadir dibumi. Setiap belaiannya, setiap tutur katanya dan tindak raganya menyucurkan kasih sayang pada kita.
Ayah bagai panglima pelindung bagi anak-anaknya. Menjadi tembok baja bagi kemunafikan yang menghajar anak-anaknya. Pemimpin yang tegar dalam keluarga.
Hadits ini merupkan hadits favorit saya, sejak pertama mengenal dan menghafal hadits, hadits inilah yang paling cepat saya hafal dan masih saya ingat hingga sekarang.
Saya takut pada hadits ini. Hadits inilah pedoman tingkah laku saya kepada orang tua saya. Saya takut mendapat kemurkaan Allah apabila menyakiti orang tua. Sebaliknya saya takut sekolah sia-sia hanya karena tidak diridhai orang tua.

Akhi-ukhti, orang tua adalah bukti nyata bahwa Allah mencintai kita. Maka cintailah orang tua agar kita juga senantiasa mendapat cinta kasihNya, Dia Yang Maha Esa.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Ku kamu ki aku malam ku

"kamulah satu satunya
yang ternyata mengerti aku
maafkan aku selama ini
yang sedikit melupakanmu"

Soundcloud pertama yang diproduksi oleh pgsd a4. Sura merdu Dian serta iringan syahdu petikan gitar, Iqbal dan Ilham membuat siapa saja yang mendengarkan akan turut serta beradu dalam melody lagu milik dewa 19 tersebut.

Kesederhanaan yang tercipta, diantara nada nada itu terayun membentuk sebait rindu imaji perangainya. Menggambarkan sesosok bayang semu yang pernah terjamah namun terabaikan. Sejumput senyum yang pernah digenggam namun dilepaskan.

Dan aku menyebutnya rindu.
Sejalan dengan itu, rasa menjalar menuai ketegaran hatiku.
Mengikis tentraman jiwa terkuai. Terombang aku. Siluet mu buncahkan egoku.

Kamu satu satunya.
Mengertikanku dalam dawai rindu yang terombang ambing tanpa si arah. Mendekteku akan penting hadirmu terlupa kan waktu.

Dilemaku hanya menunggumu.
Menitik kehadiran itu dalam satu bingkai khayal rancu yang selalu berlinang pilu. Dalam kotak sejuta peluh yang kau genggam dalam harapan-harapan daku mengaku pada aralmu tujumu lukamu. Dakukah itu?

Run to 2021

Hari pertama ditahun 2021 adalah hari mendung. Langit pagi yang tak cerah membuatku gamang, apakah tahun ini akan berbeda ataukah tahun ini ...