Halaman

Kamis, 27 Agustus 2015

Labirin

Saya menemukan labirin itu. Kata orang kamu bisa bahagia setelah melewatinya. Maka langkahlah kaki menuju kesana, harap bahagia datang membara.

Sekejap langkah aku sumringah dengan harapan yang masih nyata terpatri di mata. Dua kejap masih bayang2 bahagia itu melayang-layang diudara. Namun kejap-kejap selanjutnya. Arus bahagia itu mulai hilang. Aku mulai terombang ambing. Kesana kemari, mencoba mencari kebahagiaan yang terjanjikan itu.

Kini harapku hanya satu, segera cepat menemukan 'bahagia' itu atau kembali ke tempat semula. Tempat dimana labirin itu hanya dunia harapan semata, bukan tempat untuk dijajaki para pemuda. Apalagi seperti saya!

Minggu, 23 Agustus 2015

Dengarkan Aku

"Tere, dengarkan kisahku.."

"Tere pernahkah kau jatuh cinta pada pandangan pertama?. Tere dengarkanlah sepertinya aku pernah, bahkan aku sedang mengalaminya." luapan kisahku pada tere.

Ia hanya terdiam aku tak bisa memahaminya, tapi aku melanjutkan.

"Kau tau Tere, ia adalah kakak tingkatku di universitas. Seperti orang korea berperawakan jawa. Matanya sipit Tere, ia juga memiliki rambut yang mirip dengan kyuhyun. Kyuhyun, Tere.. Kau taukan betapa aku menyukai kyuhyun.. Haha" tawaku garing.

Tere tetap tak bergeming, tak menjawab. Aku melanjutkan "hanya saja ia berkulit coklat layaknya masyarakat suku jawa. Tapi aku suka, dia manis"

Kali ini Tere merubah sikap. "demi apa Yudia, kau hanya kagum.. Kagum. Ingatkah kau kisah-kisahmu di smp-sma, kau menyukai orang-orang itu karena senyumnya. Lalu saat senyum itu hilang, rasamu juga hilang. Aku sudah muak Yudia. Aku muak dengan kisahmu"

Aku meringsut. Tere yang biasanya mendengarkanku yang sedari tadi diam, tiba tiba memberontak. Membentangkan sayap kiri atas semua perasaan-perasaanku.

Aku tak mengerti, mataku nanar menatap Tere. Kali ini pandangan matanya berubah. Tangan kanan dan kirinya meraih pundakku. Dicengkramnya jarinya hingga diatas kulitku.

"dengarkanlah Yudia" dengan tegas "kau selalu saja bercerita tentang ini, itu. Tentang dia dan mereka. Tentang semua pencarian 'dia'mu kepadaku. Kau selalu merengek kepadaku karena mereka. Aku selalu mendengarkanmu."

Perkataannya terputus. Matanya menatapku tajam, tapi aku tau pandangan itu tidak mengancam, tapi butuh pengertian. Tangan kanannya beralih kedaguku. Dengan lembut ia mendekatkanku.

"dengarkanlah Yudia" ia berbisik lembut. "kau tak perlu bercerita tentang mereka. Kau tak perlu menangisi mereka. Atau mencoba meluapkan gundahmu karena mereka kepadaku. Mulai sekarang tak akan pernah"

Ia kembali menarik ujung daguku. Hingga dagunya dan daguku menyatu. Begitu pula bibirku yang menyambut hangat bibirnya.

Mahasiswa baru

Mahasiswa baru datang. Mereka berbondong-bondong menyerbu kota kami. Membawa segelintir barang hidupnya ke tempat-tempat kos kami. Tiba-tiba saja kota ini bertambah sesak di jajali segerombol mahasiswa muda yang datang. Sedangkan yang tua tak jua pergi.

Aku adalah satu dari segerombolan itu. Mengenakan putih hitam berbalutkan pita putih ditangan itu aku dengan identitas fakultasku. Sebenarnya aku bukan pendatang. Aku penduduk asli tanah ini. Aku hanya mencoba menjajaki menjadi satu bagian dari mereka yang sudah disini. Mencoba meneriakkan guneman-guneman orasi mahasiswa kiri.

Lupakan soal itu. Menjadi mahasiswa seakan sudah menjadi tradisi di keturunan kami. Barang siapa yang sudah meloloskan sekolahnya haraplah ia meniba ilmu sampai sarjana. Itu pepatahnya.

Lupakan lagi.

Hari ini adalah hari pertamaku mentap gedung biru berlantai tiga dengan pintu yang otomatis terbuka dengan sendirinya. Ya jaman tua makin tua makin ingin dimanja. Dengan merapikan seragam yang kena angin aku melangkah ke dalam gedung itu. Mencoba mengambil barisan terbelakang. Sudah kubilangkan menjadi mahasiswa itu tradisi?. Sedikit berbasa basi, berkenalan sana-sini, menjadi artis sesekali karena mereka iri aku tak berpisah dengan sanak famili.

Begitulah kisahku. Mahasiswa baru yang dituntut menimba ilmu.

Run to 2021

Hari pertama ditahun 2021 adalah hari mendung. Langit pagi yang tak cerah membuatku gamang, apakah tahun ini akan berbeda ataukah tahun ini ...