Halaman

Jumat, 22 Juli 2016

DEKIL

Perempuan berkerudung merah itu menunduk menatapi kuku-kuku jarinya yang memegang bolpoin. Sesekali wajahnya terangkat lalu menunduk kembali. Ia diam dan menjaga posisi duduknya agar rapi terlihat.
Disana, diseberang sana ada seseorang yang membuncah hatinya. Sosok dekil yang belakangan ini menghantui fikirannya. Sosok yang hari ini menumbuhkan bunga-bunga di dalam jiwanya.
Tangannya terangkat, sosok dekil itu mengangkat tangannya. Tangan yang biasanya memegang putung rokok itu kini melambai di depannya. Si kerudung merah hanya menoleh sekilas, lalu menunduk kembali. Terdengar suara sang dekil, rendah tapi tegas. Si kerudung merah semakin terenyuh mendengar suaranya. Diam-diam ia tersenyum sambil membayangkan sosok didepannya itu.
Lima menit berlalu, forum itu telah bubar. Si kerudung merah bergegas keluar, tak ingin melewatkan masa terakhirnya menatap si dekil hari ini. Matanya menangkap punggung sang dekil yang kini telah berpindah forum. Hati kecilnya tersenyum.
Sebenarnya, si kerudung merah dapat tinggal lebih lama disana melihat dari jauh si dekil bersama teman-temannya, tetapi hari ini sampai disini saja sebelum bunga api di hatinya semakin meletup menjadi-jadi.

Ah sepertinya si kerudung merah tidak akan bisa tidur malam ini. Dasar dekil!!

Run to 2021

Hari pertama ditahun 2021 adalah hari mendung. Langit pagi yang tak cerah membuatku gamang, apakah tahun ini akan berbeda ataukah tahun ini ...