Halaman

Kamis, 23 April 2015

Haruskah Selalu Kamu (HSK)

Secuil bunga tidur telah datang padaku malam itu.
Malam gelap tanpa gerlapan bintang itu terasa terang karna sinar ragamu.
Kau tersenyum penuh arti
"aku mencintaimu"
Matamu seraya berkata
"aku milikmu"
Dan tubuhmu merangkulku berisyarat
"aku bangga memilikimu"

Bahagianya aku kala itu
Sebelum alarm jauh berdering
Sebelum ayam jauh berkokok
Sebelum keduam mataku membelah
Dan sebelum kepahitan itu datang

Aku terbangun dan sadar
Mataku pilu karna kau nyata tak ada di sampingku
Senyumku menciut karena pelukanmu ternyata jauh di ujung pulau
Namun, sebagian hatiku membuncah bahagia
Dan sebesit doa terucap untukku
"semoga akulah takdirmu"

Sgs, 23 April 2015 (03.15)

Unbelieveble

Ini bukan pertama kalinya.
Ree menunggu Kyu di bawah pohon berdaun merah itu.
Srtahun yang lalu, Ree juga pernah menunggu Kyu disini.
Sambil tersenyum, Ree duduk membelakangi sang pohon. Ia terlalu bersemangat, di tangannya sudah ada beberapa bungkusan coklat untuk Kyu.
Satu jam berlalu, Kyu belum menampakka batang hidungnya. Namun, Ree tetap menunggu menepik semua rasa kecewa yang mungkin saja datang.
Dua jam berlalu, Ree mulai menggeliat cemas akan sosok bermata bulat itu tak datang.
Tiga jam berlalu, Ree sudah berdiri. bukan untuk pergi, tapi untuk mencari. Ia tolehkan wajahnya ke kanan dan kekiri, dimana ia berada?
Empat jam berlalu, Ree masih berdiri. Kali ini ia diam. Kedua kakinya mengatup dan kedua tangannya terkepal seraya berdo'a agar Kyu baik-baik saja.
Lima jam berlalu, Ree menaruh bungkusan coklatnya dibawah pohon merah. Dengan berat hati, ia langakhkan kakinya menjauh pergi...
Pohon merah itu tersenyum penuh arti..
Itu setahun yang lalu..
Kali ini Ree menunggu Kyu lagi
Dengan balutan gaun merah beraksen jingga pelangi.
Tak perlu satu jam. Ree bersandar pada pohon itu, sambil menatap senja ia tersenyum tanpa arti.
Ree pergi, tanpa meninggalkan isak tangis. Melupakan semua kisah tragis saat ia menungu disini.

Kamis, 02 April 2015

Malam sederhana

Di sela perjalanan ini
Meski kuat,
Meski tegar,
Kekuatan pastilah ada batasnya
Di bawah rintinkan air hujan
Ngawi, 3 April 2015 pukul 1:55
Aku menatap lembar langit
Hitam pekat
Namun semburat merah, kuning, hijau dedaunan dan lampu jalan
Membuat kesan menggeliat
Yang membuatnya tak sama
Aku suka itu
Entah hanya sederetan batang-batang sederhana
Serta seleret-seleret warna
Merubah kesederhanaan itu menjadi sempurna
Hai pujangga
Tidakkah kau habisan kata
Tidakkah kau peluhkan lara
Hanya dengan sebatang tinta
Kau torehkan segalanya

Run to 2021

Hari pertama ditahun 2021 adalah hari mendung. Langit pagi yang tak cerah membuatku gamang, apakah tahun ini akan berbeda ataukah tahun ini ...